Hanya
Setitik Air 
__________________________ 
  Oleh : Halim Mansyur
Siregar 
Aku memang bukan deru hujan 
bahkan rinai gerimispun bukan 
aku hanyalah ibarat setitik air  
namun masih mencoba untuk terus mengalir 
            Kemarau dan
Hujan 
___________________________
   Oleh : Halim
Mansyur Siregar
Adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan 
betapa banyak orang menghentikan perjalanan 
justru karena terhalang derasnya hujan 
lantas manakah sesungguhnya yang lebih layak dirisaukan 
kemaraukah atau terguyur hujan 
            Segaris
Senyum (1) 
____________________________ 
   Oleh : Halim
Mansyur Siregar 
-        
Kepada bunda 
Segaris senyum di bibirmu 
semangat kembali menggebu 
____________________________ 
   Oleh : Halim Mansyur
Siregar 
                       
- Kepada bunda 
Kemarin kemarau 
hari ini juga kemarau 
mungkin esokpun masih kemarau 
namun segaris senyum di bibirmu 
membuatku tak lagi risau 
meski sepanjang tahun harus menghadapi kemarau 
            Segaris Senyum
(3) 
____________________________ 
   Oleh : Halim
Mansyur Siregar 
                       
- Kepada bunda 
Perpisahan telah masuk tahun kesepuluh 
bagiku engkau tak pernah terasa jauh 
segaris senyum di bibirmu masih terlukis utuh 
         Bulan
Kembali Sabit
____________________________ 
   Oleh : Halim
Mansyur Siregar 
Angka usia bertambah buncit 
gerak langkah semakin irit 
bulan di langit kembali sabit 
sisa umur tinggal sedikit 
            Bagiku Kau
Sangat Berarti 
__________________________________ 
         Oleh : Halim
Mansyur Siregar 
                    -
Kepada para muridku 
Karena bagiku kau sangat berarti 
kupaksakan jua mengayun langkah berlomba dengan matahari 
meski nanti saat kita bersua 
kekecewaanlah yang aku terima 
rindu kian membeku
gairah sirna sudah 
tak lagi haus terhadap ilmu 
semakin tak jelas arti bersekolah 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar