Kebersamaan  
   Oleh : Halim Mansyur Siregar
Pada suka-duka
yang kita jalani 
juga pahit-manis
kehidupan yang kita rasakan 
kebersamaan
selalu menitipkan keindahan 
    Elegi Sebuah Senja 
    Oleh
: Halim Mansyur Siregar  
Entah mengapa
setiapkali senja datang menyapa 
dirimu seakan
hadir di depan mata 
kadang membuatku
teringat waktu itu 
saat segurat
senyum menghias bibirmu 
ketika cinta
kita berpadu pada sebuah senja biru 
dan senja yang
datang kali ini rasanya pun begitu 
namun senyum dan
wajahmu nyaris tak lagi mampu ku lihat 
karena mendung
yang menggelantung sudah semakin pekat 
  Tak Mungkin Lagi Menjadi Satu
    Oleh
: Halim Mansyur Siregar 
Padahal siang
selalu hadir menggantikan malam 
dan mentari
selalu tersenyum menyambut pagi 
namun air mata
kini menjelma teman abadi 
mengiringi duka
dan lara yang merajam jiwa 
sementara senyum
dan tawa pergi entah ke mana
setelah begitu
jauh jarak rindumu 
hingga tak
mungkin lagi membuat kita menjadi satu
   Mimpi yang Berlalu 
   Oleh : Halim Mansyur Siregar
Meski mimpi
selalu sesaki hati 
di antara waktu
yang terus berlari 
aku hanya bisa
menepi dan menyendiri 
tak bergeming
dari hari ke hari 
seakan kaki ini
dipenuhi dengan duri 
hingga akhirnya
mimpi itupun berlalu meninggalkanku 
karena jemu
terlalu lama menunggu 
Tiada Guna Membincangkan
Kerinduan 
    Oleh : Halim Mansyur Siregar
Bersama detak
jantung yang masih bergema
akan ku nikmati
hidup mengalir apa adanya 
meski harus
mengikuti perjalanan musim yang semakin tak pasti 
sebab puisi pun
terkadang telah kehilangan kata-kata 
terdiam kaku,
sebisu batu-batu 
tiada guna lagi
membincangkan kerinduan di tengah kesedihan yang terus merayap 
karena hanya
ibarat menyusuri jejak-jejak luka 
sembari menambah
bening demi bening air mata tertumpah sia-sia     
  Ilalang Kepada Angin 
Oleh : Halim Mansyur Siregar 
Mungkin bila
angin hanya sepoi  menyapa 
ilalang yang
akan merunduk sedikit saja 
setelah
tegurannya berubah menjadi amarah 
badai  
barulah
seluruhnya tertunduk lemah dan lunglai   
masihkah seperti
ilalang kepada angin pula 
sikap manusia
terhadap Sang Pencipta 
sementara
ilalang, angin dan kita semua 
berada dalam
genggaman kekuasaan-Nya 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar