Menulis Seribu
Puisi
________________________
Oleh : Halim Mansyur Siregar
- untuk istri dan
ketiga putriku
Maafkan daku wahai para kekasih hati
waktu yang engkau miliki sering kucuri
demi memenuhi hasrat di hati
menulis seribu puisi
selagi hayat masih melekat dalam diri
Perlahan Tapi
Pasti
_______________________
Oleh Halim Mansyur Siregar
Perlahan tapi pasti
kucoba tanamkan biji-biji puisi
yakin sepenuh hati
akan datang musim menuai hasil suatu saat nanti
________________________
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Pekat awan
butiran hujan
debu-debu di jalanan
lalu lalang kendaraan
istana-istana tak bertuan
dari sanalah kata demi kata kupunguti
hingga menjelma sebentuk puisi
________________________
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Harusnya kita bertanya siapa dia
siapa ayah ibunya
siapa kakek neneknya
siapa buyutnya
siapa istrinya
siapa anak-anaknya
bahkan sesiapa orang di dekatnya
tak cukup bila hanya mendengar
suara kehidupan surga yang masih samar
keluar dari sepasang bibir yang bergetar
Bocah
Pengemis
________________________
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Berjalan dari pintu ke pintu
bocah itu mengoyak tirai zaman
untuk sesuap nasi yang ia butuhkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar