Nasehat Ayah Kepada Anaknya (1)
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Seperti laut
yang bangga kepada ombaknya
serupa gunung
yang bangga akan ketinggian puncaknya
ku ingin menjadi
ayah yang bangga terhadap anak-anaknya
maka tuntutlah
ilmu setinggi yang engkau mampu
carilah harta
sebanyak yang engkau damba
namun jangan
pernah lupa
andaipun bumi
dapat kau genggam seluruh isinya
dan semua kau
persembahkan untuk bunda
sesungguhnya itu
takkan bisa menutupi
meski hanya jejak setapak kaki
dari perjalanan
yang pernah ia lakoni
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Sejak dalam
rahim ibumu
telaga rinduku
mengalirkan kekaguman
gerak-gerikmu
menjadi bait-bait bahagia
menyuburkan
setangkai puisi berbunga asa
sembari menunggu
tangismu membuka lembaran baru
aku tetap
terjaga hingga batas pagi buta
memintal
benang-benang do’a untuk segumpal jiwa
kini engkau
telah mengenal segala musim dan cuaca
maka apapun yang
engkau rasa
tetaplah setia
kepada kearifan
jadilah penabur
benih kebenaran
Nasehat Ayah Kepada Anaknya (3)
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Satu demi satu
angka-angka kalender berlalu
pergi
meninggalkan kau dan aku
kini rona senja
mekar di pelupuk mata
menduga-duga di
mana berada tapal batas usia
setangkai sujud
sewangi kasturi menyeretku ke tepi do’a
sesekali pipi
ini basah berkaca-kaca
namun bening air
mata itu memancarkan gemerlap cahaya cinta
untukmu : pelita
di kala gulita
jika kelak ku
harus lebih dahulu menutup mata
satu yang ku
pinta : tetaplah membuatku merasa bangga
agar di hadapan
Sang Pencipta aku bisa mempertanggungjawabkan amanah-Nya
Nasehat Ayah Kepada
Anaknya (4)
Oleh : Halim Mansyur Siregar
Di tepian waktu
kita hanyalah
laksana sekumpulan serangga malam yang mengitari lampu
kemudian menukik
tajam dan menyisakan diam
sedangkan segala
rahasia mutlak menjadi milik-Nya
pun kematian
menjadi bayangan bagi kelahiran akan terus mengalir sebagai takdir
pasti tiba suatu
masa di mana kita ‘kan
mendengar bisikan maut
saat itulah
untaian kalimat tersumbat tak bersuara
dan tatapan mata
yang berkabut adalah penggantinya
maka sadarilah
sepenuhnya
bahwa
sesungguhnya dunia hanyalah tempat persinggahan sementara
dan kelak bakal
tertinggal semuanya
tiada yang dapat dibawa, kecuali amal semata
Wow, keren gan puisinya.. rangkaian kata katanya indah dan bermakna.
BalasHapusSalam kenal ya..:)
puisi nasehat islami
Tq. Salam kenal juga.
HapusBagus sekali. Saya suka
BalasHapusTerimakasih ya Gina.
HapusThank you.. Nice poem.
BalasHapusKata kata yang bermakna..ijin share...
BalasHapus